Jumaat, 18 Disember 2009

SALAM MA'AL HIJRAH 1431H




Salam Ma'al Hijrah buat semua umat Islam..maka dengan berlalunya tahun 1430 dan terbuka tirai 1431H menandakan bertambah lagi usia kita~ sedar atau tidak bertambah usia tergolong juga dengan bertambahnya tanggungjawab kita~ilmu, yang selama ini ditambah dan dipelajari saban waktu,adakah diamalkan, usia selama ini dititi adakah digunakan sebaiknya, maka dengan ini sewajarnya kita memulakan lembaran baru 1431H lebih baik daripada tahun sebelumnya...semoga kedatangan 1431H membari natijah yang lebih baik untuk kehidupan kita~


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini



Buat sahabat-sahabatku dan warga kerja MY SMAC09 yang menjalankan tugas pada hari ini di lokasi MY SMAC09 > Bittaufiqwannajah...N SLAMAT TAHUN BARU

Rabu, 16 Disember 2009

Doa Nabi Yunus as> memang elok diamalkan, terutama ketika nak tunggu natijah imtihan...'-'

Salam'alayk..sekarang ni sudah tentu situasi menunggu result or natijah peperiksaan yang telah dihadapi pada bulan lalu...samada PMRU-STAM atau peksa yang lain.....memang kecut perut bila memikirkan, apaka result/keputusan peperiksaan ku nanti..oh..saat tu baru la ingat Tuhan banyak2~..maka tawakkal menjadi pakaian.. dan maka lagi,saat ni, sesuaila diamalkan doa nabi Yunus..pesan kakak ku sebentar tadi yang mendapati diriku tiada aktiviti yang menarik untuk dilakukan pada ketika itu~meh lihat serba sedikit berkaitan doa ini...doa ini,menurut kata kakak ku itu,sesuai di bace ketika waktu terdesak dan mengharap sangat....

SUMBER diperoleh bahan ini : http://quran.al-shia.org/id/dua-quran/15.htm

Nabi Yunus as adalah salah seorang dari nabi-nabi Ilahi. Beliau as menyeru umat kepada tauhid dan pengesaan Tuhan dalam jangka waktu yang lama. Akan tetapi seruan dan tabligh lama ini tidak memberikan hidayat kepada umat dan mereka berkeras kepala kepada kekafiran. Pada saat inilah nabi Yunus as merasa marah terhadap kebodohan dan kekafiran mereka, sebelum meminta izin kepada Allah swt beliau as telah keluar dari kota tersebut dan menuju ke gurun. Beliau as terus pergi hingga sampai ke laut. Dengan kekuasaan Ilahi seekor ikan besar membuka mulutnya dan menelan nabi Yunus. Nabi Yunus as terpenjara di perut ikan tanpa dikunyah olehnya dan beliau as menyadari ini adalah balasan perbuatan kepada beliau as yang melepaskan tugas tanpa seizin Allah swt.

Dalam persyaratan demikian dengan hati yang patah dan terputus dari harapan dari semua tempat beliau as berdoa dan mengatakan:

لا إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحانَكَ إِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمينَ

“Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang lalim.”[1]

Allah swt di dalam al-Qur’an berfirman: “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”[2]

Nabi Yunus as yang selamat dari perut ikan dan laut yang dalam, kembali ke tempat yang diperintahkan semula dan umat yang telah sadar semasa kepergian beliau as, mengerumuni beliau as dan memilih jalan suci dan penyembahan kepada Allah swt di depan mereka.

Beberapa Poin Penting

1- Pada akhir kisah nabi Yusuf as Allah swt berfirman:

“وكذلكَ نُنجِى المؤمنين

(Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman). Seakan-akan kisah nabi Yunus as terdapat di dalam al-Qur’an untuk menyatakan hukum universal dan sunnatullah yang abadi ini yaitu: Menyelamatkan kaum Mukminin yang tertimpa musibah adalah sebuah program continyu Allah swt yang berjalan pada setiap masa, tempat dan seluruh generasi.

Sangat jelas bahwa ini adalah berita gembira dan menyenangkan bagi kita semua.

Nabi Islam kita Muhammad saw bersabda: “Apakah kalian ingin aku tunjukkan kepada “ism a’dham Ilahi” (nama agung Allah) yang setiap kali Allah swt diseru dengan nama itu akan memberikan jawaban dan setiap kali dimohonkan dari-Nya dengan nama tersebut akan ditimpali? Itulah doa nabi Yunus as yang beliau baca dalam kegelapan:

لا إِلهَ إلّا أنتَ سُبْحانَكَ إِنِّى‏ كُنْتُ مِنَ الظّالمينَ”

Seseorang bertanya: Wahai Rasulallah! Apakah doa ini khusus untuk nabi Yunus ataukah bagi seluruh kaum Mukminin?

Nabi saw menjawab: Apakah engkau tidak mendengar lanjutan ayatnya:

وَكَذلِكَ نُنْجِى المُؤمِنينَ”.[3]

2- Kaum Urafa’ Ilahi memiliki perhatian luar biasa terhadap doa nabi Yunus as dan menamakannya dengan “Zikir Yunusiyah”.

3- Doa-doa para maksum (orang-orang yang terjaga dari perbuatan dosa) memiliki akan Qur’ani. Karena mereka adalah putera-putera al-Qur’an dan menimba manfaat dari makrifat jernih Qur’ani. Imam Husain as dengan mengutip doa nabi Yunus mengatakan di dalam doa Arafah:

لا إلهَ إلّا أنْتَ سُبْحانَكَ إنّى‏ كُنْتُ مِنَ الظالمينَ. لا إلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مَنَ المُسْتَغْفِرينَ. لا إلهَ إلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ إنّى‏ كُنْتُ مِنَ المُوَحِّدينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الخائِفينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الوَجِلينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الرَّاجينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ الرّاغِبينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ المُهَلِّلينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ السّائِلينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ المُسَبِّحينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ اِنّى‏ كُنْتُ مِنَ المُكَبِّرينَ. لا اِلهَ اِلّا أَنْتَ سُبْحانَكَ رَبّى‏ ورَبُّ آبائي الأَوَّلينَ

“Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meminta pengampunan. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meng-Esakan-(Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang khawatir (terhadap azab-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang takut (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berharap (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menginginkan(Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertahlil (mengucapkan la ilaha illallah [Tiada Tuhan Selain Allah]). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang meminta (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertasbih (kepada-Mu). Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang bertakbir. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau Tuhanku dan Tuhan ayah-ayahku yang terdahulu.”

Beberapa Hadis Seputar Keutamaan Doa Ini

1- Nabi Islam Muhammad saw bersabda: “Setiap orang Muslim sakit yang membaca doa ini, bila dalam sakitnya (tidak memperoleh kesembuhan dan) meninggal dunia maka akan diberikan pahala orang yang syahid, dan bila mendapatkan kesembuhan dan membaik maka seluruh dosanya diampuni.”[4]

2- Rasulullah saw bersabda: Apakah kalian ingin aku beritahukan tentang sebuah doa yang setiap kali kalian baca dalam setiap kondisi sedih dan bencana maka kelapangan akan diperoleh? Para sahabat menjawab: Ya, Wahai Rasulallah. Beliau saw bersabda: “(Yaitu) doa nabi Yunus as yang menjadi santapan ikan:

لَا اِلهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَکَ اِنِّی کنْت مِنَ الظّالِمِیْنَ”.[5]

3- Imam Shadiq as berkata: “Aku heran terhadap orang yang tertimpa kesedihan, bagaimana tidak membaca doa ini

لَا اِلهَ اِلَّا اَنْتَ سُبْحَانَکَ اِنِّی کنْت مِنَ الظّالِمِیْنَ”,

karena Allah swt selanjutnya berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نجََّيْنَاهُ مِنَ الْغَمّ‏ِ وَ كَذَالِكَ نُنجِى الْمُؤْمِنِين‏”.[6]

4- Almarhum Kulaini menukil: Seseorang berasal dari Khurasan bertemu dengan Imam Shadiq as antara Mekah dan Madinah di Rabadhah dan menyatakan: Semoga aku menjadi taruhan Anda! Hinnga kini aku masih belum dikaruniai anak, apa yang harus aku lakukan?

Imam Shadiq as menjawab: “Ketika engkau kembali ke negerimu dan ingin mendatangi isterimu maka bila engkau menginginkah demikian bacalah ayat:

“وَ ذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى‏ فىِ الظُّلُماَتِ أَن لَّا إِلَاهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنىّ‏ِ كُنتُ مِنَ الظَّلِمِين‏”,

Insya Allah engkau akan dikarunia anak.”[7]


[1]QS. Al-Anbiya’ [21]: 87.

[2] QS. Al-Anbiya’ [21]: 88.

[3] Qawari’ul Qur’an, hal. 67.

[4] Qawari’ul Qur’an, hal. 67.

[5] Tafsir Al-Kasysyaf, jilid 3, hal. 132, catatan kaki.

[6] Al-Khishal, hal.218.

[7] Al-Kafi, jilid 6, hal. 10.




Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Rabu, 9 Disember 2009

Flowers Are Red

wonderful lyrics...simple but very deep...=D








Flowers are Red (Harry Chapin)
by Zain Bhikha

A little boy went first day of school
He got some crayons and started to draw
He put colors all over the paper
For colors was what he saw
The teacher said.. What you doin' young man
I'm paintin' flowers, see!
Well this is not the time for art young man
And anyway flowers are green and red
There's a time for everything young man
A way things should be done
You've got to show concern for everyone else
You're not the only one

She said...
Flowers are red
Green leaves are green
There's no need to see flowers any other way
Than they way they always have been seen

But the little boy said...
There are so many colors in the rainbow
So many colors in the morning sun
So many colors in the flower and I see every one

Well the teacher said.. You're sassy!
There's a way that things should be
And you'll paint flowers the way they are
So repeat after me.....

She said...
Flowers are red
Green leaves are green
There's no need to see flowers any other way
Than they way they always have been seen

But the little boy said again..
There are so many colors in the rainbow
So many colors in the morning sun
So many colors in the flower and I see every one

Well the teacher put him in a corner
She said.. It's for your own good..
And you won't come out 'til you get it right
Responding like you should
Well finally he got lonely
Frightened thoughts filled his head
And he went up to the teacher
And this is what he said..

Flowers are red, green leaves are green
There's no need to see flowers any other way
Than the way they always have been seen...

Well time went by like it always does
He moved to another town
And the little boy went to another school
And this is what he found
The teacher there was smilin'
She said...Painting should be fun
And there are so many colors in a flower
So let's paint every one

But that little boy painted flowers
In neat rows of green and red
And when the teacher asked him why
This is what he said...

Flowers are red, green leaves are green
There's no need to see flowers any other way
Than the way they always have been seen...

But there must still be a way to have our children say..
There are so many colors in the rainbow
So many colors in the morning sun
So many colors in the flower and I see every one :)

Selasa, 1 Disember 2009

Kisah menarik untuk dikongsi.. apakah ini benar?

Ada beberapa buah buku yang disebarkan dengan agak meluas dalam masyarakat memuatkan kisah Sayyidina Umar r.a kononnya telah membunuh seorang anak perempuan dengan menanamnya hidup-hidup, seperti buku Sepuluh Sahabat Dijamin Ahli Syurga oleh Muhammad Ali Quthub, terbitan Pustaka Nasional Pte. Ltd (1984), ms. 50-51. Terdapat juga dua artikel yang disiarkan di dalam akhbar Harakah. Satunya disiarkan sebagai bahan bacaan untuk kanak-kanak di ruangan BESTARI (Harakah, 18 Disember 1998), dan satu lagi artikel hasil penyelidikan satu kumpulan yang memakai nama ILHAM (Harakah, 30 Nov. 1998). Kedua-duanya memuatkan cerita yang sama dengan sedikit perbezaan ibaratnya.

Jika cerita yang seperti itu disiarkan oleh musuh Islam tentu sekali tidak ada maksud lain lagi bagi mereka selain untuk memburuk-burukkan imej Sayyidina Umar r.a sebagai sahabat karib Rasulullah (s.a.w) dan khalifah agung umat Islam.

Cerita yang seperti ini jika disebarkan oleh kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, pada pandangan penulis ada dua kemungkinan yang mendorong mereka menyebarkannya. Pertama, kerana jahil dan kedua adalah kerana menganggap kisah ini berlaku sewaktu Sayyidina Umar r.a berada di zaman jahiliah.

Apa peliknya andaikata semasa jahiliah itu Sayyidina Umar r.a telah melakukan demikian! Selain itu bukankah ini menunjukkan kehebatan Islam? Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam mengubah dan membentuk peribadi manusia sehingga manusia yang sekejam Umar r.a itu pun setelah memeluk Islam menjadi sebaik-baik manusia malah pemimpin Islam contoh untuk umat Islam kemudian.

Bagi penulis tidak timbul soal kehebatan Islam dalam mengubah kehidupan manusia kerana ini telah pun terbukti melalui sekian banyak riwayat-riwayat yang sahih. Tetapi bagaimana dengan cerita kekejaman Sayyidina Umar r.a ini? Apakah kedudukannya? Adakah ia memang berasas atau ia hanya dongeng dan cerita rekaan semata-mata?

Alangkah berguna kepada para pembaca sekalian sekiranya penulis buku-buku dan artikel-artikel tersebutmengemukakan tempat rujukan kisah ini supaya amanah ilmiah yang mereka bawakan kepada orang ramai itu disampaikan dengan penuh tanggungjawab.

Kisah ini tidak akan dapat ditemui dan dikesan walaupun bayangnya di dalam kitab-kitab hadits atau kitab-kitab sejarah yang muktabar. Tentu sekali mulanya ia direka oleh musuh Islam tetapi sungguh malang sekali kita umat Islam hari ini kerana menerima apa saja yang disogokkan dalam bentuk cerita atau kisah-kisah sahabat padahal Rasulullah (s.a.w) telah pun bersabda yang bermaksud;

“Cukuplah seseorang itu menjadi pendusta apabila ia menceritakan apa saja yang didengarnya.” (Hadits Riwayat Muslim)

Tujuan penulis mengoreksi artikel-artikel ini tidak lain adalah untuk memelihara kesucian sejarah hidup sahabat Rasulullah (s.a.w), juga untuk memberi peringatan kepada umat Islam umumnya, pendakwah-pendakwah, penulis-penulis dan guru-guru agama khususnya supaya berhati-hati apabila membawa sesuatu kisah berhubung dengan Rasulullah (s.a.w) dan sahabat-sahabat Baginda (s.a.w) kerana mereka adalah cermin agama Islam.

Supaya lebih jelas kepada para pembaca, penulis putarkan kembali bahagian terpenting daripada kisah Sayyidina Umar r.a menanam hidup-hidup anak perempuannya (sebagaimana yang disiarkan di dalam akhbar tersebut). Begini ceritanya ...

“... Umar memejamkan mata. Anak itu ditendangnya masuk ke dalam lubang yang digalinya. la menangis. Umar tidak menghiraukannya. ... Umar menutupkan mata dan terfikir, “Oh! Anakku yang manis dan pintar. Mengapa kau dilahirkan sebagai perempuan?” la menangis. Tangannya gementar, tubuhnya menggigil. “Umar, jangan jadi pengecut,” tiba-tiba suara itu terdengar berulang kali di telinganya. Lalu sambil menahan kesedihannya, Umar meneruskan lagi menimbun pasir ke lubang tadi, sehinggalah anaknya itu menghembuskan nafasnya yang terakhir ...”

Selain kisah ini tidak terdapat di dalam kitab-kitab sahih dan muktabar, ia juga bercanggah dengan kaedah dirayah yang dipakai oleh ulama’ Islam dalam menilai sesuatu cerita.

Di antara alasan yang boleh dikemukakan ialah:

1. Tidak ada satu pun riwayat yang boleh dipertanggungjawabkan untuk membuktikan seorang pun daripada qabilah Quraisy pernah menanam anak hidup-hidup, apatah lagi untuk membuktikan Sayyidina Umar r.a membunuh anak perempuan sendiri.

2. Adat menanam anak perempuan hidup-hidup berlaku di kalangan setengah-setengah qabilah Bani Tamim dan Asad yang bimbangkan kepapaan menimpa mereka disebabkan anak-anak itu. (Mohd Tayyib an-Najjar, al-Qabasu al-Waddha’, ms. 78, Zakaria Bashier,The Meccan Crucible, ms. 24).

Sebagaimana adanya riwayat menyebutkan Qais bin Asim, seorang pemimpin qabilah Bani Tamim yang kemudiannya memeluk Islam, telah mengaku menanam hidup-hidup 8 orang anak perempuannya di zaman jahiliah,di sana terdapat juga riwayat menyebutkan seorang pemimpin dari qabilah yang sama telah menyelamatkan sekian ramai anak-anak perempuan daripada dibunuh oleh ibubapa mereka kerana takutkan kepapaan dengan membeli anak-anak perempuan itu.

Di antara pemimpin yang menonjol dalam usaha membasmi adat keji ini ialah Sa’sa’ah bin Naajiah, datuk kepada al-Farazdaq (seorang penyair Arab yang terkenal) dan Zaid bin Amar bin Nufail.

Sa’sa’ah telah membeli anak perempuan daripada kedua ibubapa mereka kemudian memelihara mereka hingga dewasa. Bilangan anak-anak perempuan yang dipeliharanya ialah 360 orang. (At-Thabarani dalam al-Mu’jamu al-Kabir, jilid 8, ms. 77). Sementara Zaid bin Amar bin Nufail pula tidak terpengaruh dengan masyarakatnya yang menyengutukan Allah (s.w.t) dengan sesuatu yang lain malah beliau mencari-cari kebenaran dan sedapat mungkin cuba mengesan serta mengamalkan saki-baki peninggalan agama Nabi Ibrahim (a.s). Beliau juga membeli anak-anak perempuan daripada ibubapa mereka lalu memeliharanya hingga dewasa. Kemudian beliau akan membawa anak perempuan itu kepada dua ibubapa masing-masing lalu berkata kepada mereka, “Jika kamu suka kepada anak perempuan kamu ini bolehlah kamu mengambilnya, atau kalau kamu tidak mahu biarlah anak-anak perempuan ini bersama saya.” (Bukhari, jilid 1, ms. 540.)

Zaid bin Amar bin Nufail bukan sahaja dari keluarga Sayyidina Umar r.a malah beliau merupakan sepupu Sayyidina Umar r.a sendiri. Adik perempuan Sayyidina Umar r.a menjadi isteri kepada anaknya Sa’id, manakala anak perempuan Zaid pula menjadi isteri Sayyidina Umar r.a sendiri. Takkanlah dalam keluarga yang terkenal dengan usaha-usaha suci menyelamatkan anak-anak perempuan daripada dibunuh oleh orang tua mereka, tiba-tiba seorang yang sangat menyerlah dan terpenting di kalangan mereka melakukan perbuatan terkutuk ini dengan membunuh anak sendiri!

3. Setelah Mekah dibuka, Rasulullah (s.a.w) berbai’ah dengan perempuan-perempuan mukmin. Di antara ucapan Baginda (s.a.w) ialah: “Kamu tidak lagi akan membunuh anak-anak kamu.” Hindun dengan spontan menjawab, “Kami memelihara mereka semasa kecil, apabila besar kamu pula yang membunuhnya.”

Peristiwa tersebut dicatatkan di dalam kitab-kitab hadits dan kitab-kitab sirah dengan jelas dan terperinci, kata-kata Hindun ini menunjukkan qabilah Quraisy tidak terlibat dengan adat yang keji ini.

Sabda Rasulullah (s.a.w) yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga membuktikan bahawa Quraisy tidak terlibat dalam pembunuhan anak-anak perempuan iaitu sabda Baginda (s.a.w) yang bermaksud;

“Sebaik-baik perempuan Arab ialah perempuan Quraisy. Mereka sangat penyayang terhadap anak-anak yatim sewaktu kecilnya dan mereka amat menjaga kedudukan dan harta benda suami.” (Sahih Muslim, jilid 16 ms. 81)

Apa ertinya pujian Nabi (s.a.w) mengenai sifat penyayang mereka terhadap anak-anak sekiranya mereka juga seperti qabilah-qabilah lain yang terlibat dengan adat membunuh anak? Sewaktu Nabi (s.a.w) diutuskan menjadi Nabi, Sayyidina Umar r.a ketika itu berumur 27 tahun. Anak-anak Sayyidina Umar r.a yang lahir sebelum Islam semuanya masih hidup. Mereka ialah Ummul Mukminin Hafsah, Abdullah bin Umar dan Abdul Rahman.

Dalam tradisi Arab, seseorang itu dikuniahkan dengan anak sulungnya. Sebagaimana kuniah Nabi kita (s.a.w) ialah Abu al-Qasim, kuniah Sayyidina Umar r.a ialah Abu Hafsin yang merujuk kepada Hafsah, anak perempuannya. Ini menunjukkan anak perempuan Sayyidina Umar r.a yang sulung ialah Sayyidatina Hafsah.

Perlu juga diperhatikan bahawa di sepanjang hayatnya, berapa ramaikah isteri Sayyidina Umar r.a dan juga hamba sahayanya di samping anak-anak beliau dengan mereka itu?

Kerana sejarah menyimpan semua maklumat isteri-isteri dan anak-anak Sayyidina Umar r.a, Imam Ibnu al-Jauzi dan lain-lain telah menyenaraikan isteri-isteri Sayyidina Umar r.a dan anak-anaknya serta hamba sahayanya. Beliau menulis, “Sayyidina Umar r.a mempunyai beberapa orang isteri dan mendapat ramai anak.” Isteri beliau ialah:

i. Zainab binti Maz’un. Zainab adalah saudara perempuan Utsman bin Maz’un yang terbilang di antara orang yang memeluk Islam di peringkat permulaan, juga merupakan saudara susuan Nabi (s.a.w). Dengan Zainab ini Sayyidina Umar r.a telah mendapat tiga orang anak iaitu Hafsah, Abdullah dan Abdul Rahman.

ii. Atikah binti Zaid bin Amar bin Nufail. Dengannya beliau mendapat seorang anak lelaki bernama ‘lyadh.

iii. Isteri yang ketiga ialah Jamilah binti Tsabit bin Aflah. Dengannya beliau mendapat seorang anak lelaki bernama ‘Aasim.

v. Ummul Hakam binti al-Harits bin Hisyam. Dengannya beliau mendapat anak perempuan bernama Fatimah.

v. Ummul Kultsum binti Jarwal bin Malik. Dengannya beliau mendapat dua orang anak bernama Ubaidullah dan Zaid al-Akbar.

vi. Ummul Kultsum binti Ali bin Abi Talib. Dengannya beliau mendapat dua orang anak bernama Zaid al-Ashghar dan Ruqayyah.

vii. Daripada hamba sahayanya yang bernama Fukayyah dan Luhayyah juga Sayyidina Umar r.a telah mendapat anak. Dengan Fukayyah dia mendapat anak perempuan bernama Zainab dan dengan Luhayyah beliau mendapat anak bernama Abdul Rahman al-Ausath dan Abdul Rahman al-Ashghar.

Jadi anak-anak Sayyidina Umar r.a adalah seperti berikut:

Lelaki:

1. Abdullah

2. Abdul Rahman al-Akbar

3. Abdul Rahman al-Ausath

4. Abdul Rahman al-Ashghar

5. Zaid al-Akbar

6. Zaid al-Ashghar

7. Ubaidullah

8. ‘Aasim

9. ‘lyadh


Perempuan:
1. Hafsah

2. Ruqayyah

3. Fatimah

4. Zainab

Daripada isteri pertamanya Zainab binti Maz’un, Sayyidina Umar r.a hanya mendapat tiga orang anak iaitu Ummul Mukminin Hafsah, Abdullah bin Umar dan Abdul Rahman al-Akbar. Hafsah adalah anak sulungnya dengan Zainab binti Maz’un, sebab itulah beliau dikuniahkan dengan Abu Hafsin.

Pada ketika beliau memeluk Islam, beliau mempunyai hanya 3 orang anak ini sahaja. Kalau begitu anak yang manakah yang ditanam hidup-hidup oleh Sayyidina Umar r.a itu? Apakah namanya dan apakah nama ibunya? Kalaulah Sayyidina Umar r.a betul-betul tidak suka atau bencikan anak perempuan, kenapa pula beliau sanggup memakai kuniah Abu Hafsin?

Selain daripada alasan yang disebutkan tadi, adakah logik Sayyidina Umar r.a baru mengetahui jantina sebenar anaknya hanya setelah anak itu berumur 4 tahun?

Mungkin juga orang yang mula-mula menyebarkan kisah ini terkeliru dengan riwayat Wadhin yang dikemukakan oleh Imam Daarimi di dalam Sunannya, atau mungkin ia pura-pura terkeliru.

Riwayat itu menyebutkan bahawa ada seorang lelaki mengadap Rasulullah (s.a.w) lalu dia berkata, “Wahai Rasulullah! Kami dahulu orang-orang jahiliah. Kami menyembah berhala dan membunuh anak-anak. Saya pernah mempunyai seorang anak perempuan. Bila saya memanggilnya dia berlari-lari datang kepada saya dan sangat ceria. Pada suatu hari saya memanggilnya. Dia terus mengekori saya. Berdekatan dengan tempat itu ada satu telaga. Saya memegang tangannya dan menolaknya masuk ke dalam telaga. Kata-kata terakhir yang terkeluar dari mulutnya ialah, “Ayah!”.”

Mendengar ceritanya itu Nabi (s.a.w) menangis. Orang-orang yang ada berdekatan dengan Nabi (s.a.w) berkata kepada orang itu, “Kamu betul-betul telah menyedihkan Rasulullah (s.a.w).” Nabi bersabda, “Orang ini datang bertanyakan sesuatu yang lebih penting dari itu.” Seraya Baginda (s.a.w) berkata kepada orang itu, “Ceritakan sekali lagi kisah itu.” Orang itu pun mengulangi lagi sekali kisah tersebut menyebabkan Rasulullah (s.a.w) menangis sehingga basah janggutnya.

Kemudian Nabi (s.a.w) bersabda, “Perkara-perkara yang telah dilakukan oleh mereka di zaman jahiliah telah dihapuskan oleh Allah (s.w.t) dengan masuknya mereka ke dalam Islam. Sekarang mulakanlah amalan-amalan yang lain.” (Sunan Daarimi, jilid 1, ms. 3)

Ini adalah satu kisah dari seorang yang tidak diketahui siapa orangnya dan apa namanya. Mungkin orang-orang yang mempunyai maksud jahat telah mengaitkan cerita ini dengan Sayyidina Umar r.a padahal cerita ini pun jika ditimbang dengan neraca ilmu riwayat juga tidak dapat disabitkan kerana Wadhin adalah merupakan perawi teratas, lahir pada tahun 80 H dan wafat pada 149 H, sedangkan dia tidak pula menceritakan perawi lain di atasnya. Tidak mungkin dia telah mendengar sendiri kisah ini 80 tahun sebelum kelahirannya!

Dalam istilah ilmu hadits, riwayat seperti ini dinamakan riwayat munqati’, kerana perawi di atasnya tidak disebutkan. Selain itu Wadhin itu sendiri adalah seorang yang dipertikaikan oleh ulama’ rijal hadits tentangnya. Imam Bukhari, Muslim dan Nasa’i tidak mahu menerima riwayatnya. Ibnu Saad berkata, “Dia seorang yang dhaif.” Abu Hatim berkata, “Setengah-setengah riwayatnya baik tetapi sesetengah yang lain sangatlah buruk.” Jauzajani berkata, “Riwayat-riwayatnya adalah lemah.” (Mizan al-I’tidal, jilid 4, ms. 336). Hafidz Ibnu Hajar menulis bahawa, “Ingatannya sangat teruk di samping tertuduh berfahaman Qadariyah.” (Taqribu at-Tahzib jilid 2 ms. 331)

Bila riwayat itu sendiri tidak tahan diuji, di samping orang yang berkenaan pula tidak disebutkan dengan jelas namanya, kenapa pula ada orang yang pandai-pandai mengaitkannya dengan Sayyidina Umar r.a? Tentu sekali perbuatan seperti ini tidak berani dilakukan dengan sengaja, kecuali oleh musuh-musuh Islam.

http://gunawanaziz.blogspot.com/
saya membacanya disini..
mmg saya sering dimomok kan dengan kisah saidina umar r.a telah membunuh anak perempuannya
ketika sebelum islam, nampaknya artikel ini menyangkal dakwaan itu, sesiapa tahu?
saya lebih tertarik dengan pandangan tersebut (di atas) berbanding pandangan sebelumnya..



sumber : http://www.facebook.com/reqs.php#/notes.php?subj=1416974441

DON'T WASTE OUR FOOD

Sedar kecil lagi penulis selalu mendengar orang-orang dewasa dari penulis mengingatkan membazir amalan syaitan..

Firman ALLAH SWT :


إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

maksudnya:"Sesungguhnya orang-orang yang membazir itu adalah saudara-saudara Syaitan, sedang Syaitan itu pula adalah makhluk Yang sangat kufur kepada Tuhannya."

[Surah al-Israa : 27]


Dapat dilihat dari ayat ini bahawa mereka-mereka yang membazir ini bukan sahaja melakukan amalan syaitan, malah diumpakan sebagai saudara syaitan sedangkan syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi insan..


Tapi, kenapa antara sifat2 mazmumah yang ada sifat membazir jugak yang menjadikan seseorang saudara syaitan? Tidak lain dan tidak bukan dalam diri orang yang membazir itu ada perasaan takabbur kerana tidaklah seseorang itu membazir melainkan dia merasakan dirinya punya kelebihan. Dan sesungguhnya sifat takabbur itu juga ada pada syaitan.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

maksudnya:"dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat: "Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam". lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan Iblis; ia enggan dan takabbur, dan menjadilah ia dari golongan Yang kafir."

[Surah al-Baqarah : 34]

Tidaklah ALLAH menghukum iblis itu kerana dia melakukan kesalahan. Nabi Adam a.s juga melakukan kesalahan ketika memakan buah dari pohon terlarang di syurga namun kerana sifat TAKABBUR yang ada pada iblis; merasai dirinya LEBIH dari yang lain, maka ia dihukum. Namun samada sesorang itu takabbur atau tidak, ALLAH jualah yang lebih mengetahui..

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

maksudnya :"Tidak akan masuk syurga seseorang yang dalam hatinya ada sebesar zarah rasa takabbur"

[Sahih Muslim : Book of Faith, 166]

sumber dan diedit sedikit :
http://www.iluvislam.com/v1//readarticle.php?article_id=423

Berkaitan dengan perkara di atas..sesuatu yang wajar direnungi bersama..perkongsian dari emel yang diterima :



Please wait while images are being loaded......by Wowmailz

hmm, betapa banyak nye buah-buahan yang menjadi pelawas perut..:-)..makan banyak buah, boleh sihat ni...





Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz








Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

pilih buah yang dikenani..yang berkenan...untuk dimakan..ngapp....






Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

abes...tinggal atas je lagi...second round nanti ....




Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

waaaaah.......kalaulah makanan ini boleh tahan lama, seumur hidup xpayah masak, makan apa yang ada dalam periuk tu je.....;)


Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz




Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz



BALANCE FOOD DUMPED ON THE SOIL AFTER THE PARTY
Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

ONE PART OF THE WORLD WASTING THE FOOD

Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

Terukknye pembaziran...

ANOTHER PART OF THE WORLD DOESNT HAVE FOOD TO RUN THEIR LIFE

Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz






Please wait while images are being loaded......by Wowmailz


Please wait while images are being loaded.....by Wowmailz

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be  Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

...Join  Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.
...Join  Keralites, Have fun & be Informed.

...Join Keralites, Have fun & be Informed.

conclusion
DON'T waste FOODS any more........ ......... .....
DON'T waste FOODS any more,
DONATE for needy

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah telah kau dustakan?